Selasa, 14 Oktober 2014

PEMILIHAN SUARA DAPAT UANG SAKU Loohhhh ....

Pemilihan umum.,., yah begitulah kita menyebut dan mengenalnya. Bagaimana cara pemilihan calon kepala di tempat kita. Tidak hanya dalam pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati saja namun bahkan pemilihan kepala desa / Lurah juga menggunakan cara ini. Yaitu pencoblosan hak suara ke tempat pemilihan suara atau yg sering kita singkat menjadi TPS. Banyak hal seru yang akan saya tulis disini tentang bagaimana jalannya pesta pemilihan calon kepala di negara kita.

Saya merasa heran dengan masyarakat di tempat saya tinggal, kususnya para orang-orang yang pendidikannya rendah. Dan daya akal pikirnya dangkal. Disaat ketika mendengar bahwa akan diadakannya suatu pilihan lurah di desa kami, masyarakat sudah membicarakan jauh-jauh hari siapa calonnya dan bagaimana orangnya. Mereka semua pada mengatakan siapa yg memberi uang saku paling besar kepada kita maka dialah yg akan kita pilih nanti. Mereka hanya melihat dari sisi uang saja, tanpa memikirkan bagaimana orang yang mereka pilih itu. Pantaskah dia menjadi kepala desa ? bisakah dia membawa dan membangkitkan desanya untuk berkembang dan maju ?bisakah dia memimpin desa ? bisa kah dia menyejahterakan rakyatnya ?
Semua itu tidaklah mereka pikirkan, yang mereka pikirkan hanyalah siapa yg memberi uang saku terbesar maka dialah yg akan mereka coblos / pilih.

Ada suatu kejadian di desa saya, ketika itu ada pemilihan kepala desa. Kebetulan calonnya Cuma ada tiga saja. Pastilah masyarakat sangat senang karena kesempatan masyarakat untuk meminta uang saku sebanyak-banyaknya. Bahkan ada yang bilang siapa yg mau membeli hak suara saya seharga seratus ribu maka dialah yg akan saya pilih. Tp bila tdk ada yg membeli hak suara saya , maka saya lebih baik tidur dirumah dan absten saja. Hhmmm.,.., bener-bener sudah kelewatan orang ini. Tdk bertanggung jawab sebagai warga. Dan tidak ingin membela kampunya supaya dipimpin oleh kepala yg bijaksana lagi adil dan tegas.



Itu tadi sekilas tentang budaya masyarakat di desa saya dalam pesta pemilihan kepala desa.
Lain hal itu, tidak berbeda dengan pemilihan kepala Bupati, Gubernur dan Presiden. Semua selalu di kaitkan dengan uang saku. Siapa yg uang sakunya paling banyak maka dialah yg akan dipilih.
Apakah akan seperti ini terus masyarakat kita selamanya ? akan jadi apa negara kita nantinya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar